bintang

Senin, 11 Juli 2011

bandar wisata yang menggugah

Kerajaan Aceh dahulu mempunyai taman yang indah tiada terperi yang dinamakan "Taman Sari". Raman ini berada disekitar Istana dan berada pada aliran sebuah sungai yang bernama "Krueng Daroy".
Bangunan yang masih dapat dilihat antara lain adalah "Pinto-khop" yang merupakan pintu penghubung antara Istana dan taman. Disamping itu masih dijumpai sebuah bangunan yang merupakan gunung buatan yang disebut "Gunongan".
Gunongan merupakan sebuah bangunan peninggalan Sultan Iskandar Muda (1608-1636) untuk permaisurinya Putri Phang. Menurut sejarah, Putri Phang selalu merasa rindu akan kampung halamannya, Pahang - Malaysia. Sultan kemudian mengetahui bahwa kegusaran permaisurinya itu karena di Pahang Istananya dikelilingi oleh perbukitan dimana permaisuri dapat bermain, namun disini tidak.
Lalu Sultan membangun sebuah gunung buatan yaitu Gunongan dimana permaisuri dapat memanjatinya. Begitu bangunan ini siap, permaisuri menjadi berbahagia dan lebih banyak menghabiskan waktunya disini terutama pada saat matahari akan tenggelam.
Sebagaimana diketahui bahwa Kerajaan Aceh dan rakyatnya sangat gigih melawan Belanda yang memerangi Aceh. Rakyat Aceh mempertahankan Negerinya dengan harta dan nyawa. Perlawanan yang cukup lama mengakibatkan banyak korban dikedua belah pihak.
Bukti sejarah ini dapat ditemukan dipekuburan Belanda (Kerkhoff) ini. Disini dikuburkan kurang lebih 2000 orang serdadu Belanda yang kuburannya masih dirawat dengan baik.
Sebaliknya tidak terhitung banyaknya rakyat Aceh yang meninggal dalam mempertahankan setiap jengkal tanah airnya yang tidak diketahui dimana kuburnya.
Makam Teuku Syiah Kuala
Makam Teuku Syiah Kuala didekat muara Krueng Aceh tidak berapa jauh dari pusat kota Banda Aceh. Teuku Syiah Kuala adalah gelar dari Syeh Abdurrauf Bin Ali Al Jawi Al Fansyuri Al Singkili, seorang ulama Islam yang telah mengabdikan dirinya kepada Ilmu Pengetahuan dan pembinaan masyarakat.
Ia seorang Ulama Besar yang diberi kewenangan mengatur Negara dalam keagamaan, sehingga timbul suatu ungkapan yang cukup terkenal "Adat Bak Po Teumeureuhom, Hukom Bak Syiah Kuala" yang bermaksud adat dipegang oleh raja, sedangkan segala hukum yang berkaitan dengan keagamaan harus mengikuti fatwa yang diberikan oleh Syiah Kuala.
Untuk mengenang Beliau, maka universitas negeri di Banda Aceh diberi nama Universitas Syiah Kuala.
Pantai Lhoknga dan Lampuuk terletak di pantai barat Aceh. Dari Banda Aceh kurang lebih 17 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor dalam waktu kurang dari 20 menit.
Pantai ini cukup indah dan dapat digunakan sebagai tempat berenang, berjemur di pasir putih, memancing, berlayar, menyelam dan kegiatan rekreasi lainnya.
Disore hari pantai ini terasa lebih indah, dimana kita dapat menyaksikan matahari terbenam (Sun-Set) yang penuh pesona yang memberikan suatu kenikmatan sendiri.
Dikawasan Pantai Lampuuk, anda dapat bermain golf dengan latar belakang panorama laut di Padang Golf Seulawah.
Lewat sedikit dari pantai Lhoknga, anda dapat menyaksikan panorama Taman Tepi Laut yang sangat indah
Pantai Lhoknga dan Lampuuk terletak di pantai barat Aceh. Dari Banda Aceh kurang lebih 17 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor dalam waktu kurang dari 20 menit.
Pantai ini cukup indah dan dapat digunakan sebagai tempat berenang, berjemur di pasir putih, memancing, berlayar, menyelam dan kegiatan rekreasi lainnya.
Disore hari pantai ini terasa lebih indah, dimana kita dapat menyaksikan matahari terbenam (Sun-Set) yang penuh pesona yang memberikan suatu kenikmatan sendiri.
Dikawasan Pantai Lampuuk, anda dapat bermain golf dengan latar belakang panorama laut di Padang Golf Seulawah.
Lewat sedikit dari pantai Lhoknga, anda dapat menyaksikan panorama Taman Tepi Laut yang sangat indah
Gedung yang terletak bersebelahan dengan Museum Aceh dan pendodo Gubernur seakan terlupakan oleh para generasi muda Aceh saat ini. Padahal di gedung tua inilah tempat dimana pertama kalinya dikibarkannya sang Saka Merah Putih di Bumi Serambi Mekkah ini.
Museum
- Museum Cut Nyak Dhien
Rumah pejuang besar wanita yang cukup terkenal melawan Belanda "Cut Nyak Dhien" dengan suaminya Teuku Umar dulu telah dibakar oleh Belanda. Kini rumah tersebut telah dibangun replikanya. Rumah tersebut dijadikan semacam Museum yang sekaligus dipamerkan koleksi peninggalan lam serta peninggalan Cut Nyak Dhien.

- Museum Ali HasyimiMerupakan kebanggaan lain kota Banda Aceh. Bapak Ali Hasyimi yang mantan Gubernur Aceh dan seniman memiliki koleksi pribadi yang berharga dan menarik. Kini koleksi beliau dijadikan pajangan yang menarik dimuseum beliau sendiri. Benda-benda tersebut antara lain kitab-kitab karya para ulama besar Aceh tempo dulu, kemik kuno, senjata khas Aceh, cendera mata dari berbagai pelosok dunia, dll.

0 komentar:

Posting Komentar