skip to main |
skip to sidebar
Ureung Inong dan Tata Ruang Tradisi
Sebelum mengulas lebih jauh, mari kita bayangkan sejenak struktur asli perumahan tradisional di kawasan gampong (kampung) di kawasan Aceh Rayeuk. Apabila kita memasuki kawasan perumahan tersebut, pertama sekali akan tampak adalah struktur bangunan rumah yang memanjang mengikuti arah kiblat dan tidak mengikut arah jalan. Kedua, bangunan rumah berbentuk panggung dan pada umumnya terdiri dari dua jenis, yaitu ada yang disebut rumoh Aceh dan rumoh santeut atau tampong limong. Rumah Aceh Rayeuk dibangun dalam jarak yang relatif rapat. Antara rumah yang satu dengan rumah yang lain tidak terdapat pagar permanen atau bahkan tidak ada pagar sama sekali. Kita juga akan mendapati pekarangan (leun rumoh) milik bersama. Setiap bangunan rumah biasanya terdiri dari ruang seuramo likeu (serambi depan), jure (ruang keluarga), seuramo likot (serambi belakang) dan dapue (dapur). Di bahagian bawah rumah pula terdapat sebuah tempat duduk yang disebut sebagai panteu.
Panteu, Reunyeun dan Rumoh
Panteu dibuat dari bahan bambu atau kayu dan bentuknya menyerupai meja, dengan ketinggian yang sama atau lebih rendah dari meja. Panteu berfungsi sebagai tempat duduk bagi ahli keluarga ketika waktu senggang. Panteu juga digunakan sebagai tempat istirahat sementara sebelum naik ke rumah, khususnya ketika baru pulang dari tempat kerja. Pada masa dahulu, apabila ada anak gadis (aneuk dara) sedang duduk di panteu, maka anak laki-laki dewasa (yang bukan muhrim) tabu untuk duduk di panteu yang sama. Kadang-kadang panteu juga digunakan untuk menerima tamu yang tidak mungkin di ajak ke rumah. Panteu di bawah rumoh Aceh yang berlantai tinggi terasa lebih nyaman dibandingkan dengan panteu di bawah rumoh santeut yang berlantai lebih rendah.
Reunyeun bagi rumoh Aceh bukan hanya berfungsi sebagai alat untuk naik ke bangunan rumah, tetapi juga berfungsi sebagai titik batas yang boleh didatangi oleh tamu yang bukan anggota keluarga atau saudara dekat. khususnya apabila di rumah tidak ada anggota keluarga yang laki-laki, maka 'pantang dan tabu' bagi tamu yang bukan keluarga dekat (baca: muhrim) untuk naik ke rumah. Dengan demikian, reunyeun juga memiliki fungsi sebagai alat kawalan sosial dalam melakukan interaksi sehari-hari antara warga gampong.
Secara kolektif pula, struktur rumah tradisi yang berbentuk panggung memberikan kenyamanan tersendiri kepada penghuninya. Selain itu, struktur rumah seperti itu memberikan nilai positif terhadap sistem kawalan sosial untuk menjamin keamanan, ketertiban dan keselamatan warga gampong. Sebagai contoh, struktur rumah berbentuk panggung membuat pandangan tidak terhalang dan memudahkan sesama warga saling menjaga rumah serta ketertiban gampong.
(Sebuah Refleksi Hari Adat Sedunia)
Oleh: Sanusi M. Syarif | Pemerhati Kehidupan Gampong
Wanita-wanita Aceh dalam busana tradisional menyambut kedatangan CE Maier di Sigli, 1935
Kantor Kepala Daerah Sigli, ibukota kabupaten Pidie Aceh, 1924
bintang
hanya hamba hina
Senin, 11 Juli 2011
aceh tempo dulue
Ureung Inong dan Tata Ruang Tradisi
Sebelum mengulas lebih jauh, mari kita bayangkan sejenak struktur asli perumahan tradisional di kawasan gampong (kampung) di kawasan Aceh Rayeuk. Apabila kita memasuki kawasan perumahan tersebut, pertama sekali akan tampak adalah struktur bangunan rumah yang memanjang mengikuti arah kiblat dan tidak mengikut arah jalan. Kedua, bangunan rumah berbentuk panggung dan pada umumnya terdiri dari dua jenis, yaitu ada yang disebut rumoh Aceh dan rumoh santeut atau tampong limong. Rumah Aceh Rayeuk dibangun dalam jarak yang relatif rapat. Antara rumah yang satu dengan rumah yang lain tidak terdapat pagar permanen atau bahkan tidak ada pagar sama sekali. Kita juga akan mendapati pekarangan (leun rumoh) milik bersama. Setiap bangunan rumah biasanya terdiri dari ruang seuramo likeu (serambi depan), jure (ruang keluarga), seuramo likot (serambi belakang) dan dapue (dapur). Di bahagian bawah rumah pula terdapat sebuah tempat duduk yang disebut sebagai panteu.
Panteu, Reunyeun dan Rumoh
Panteu dibuat dari bahan bambu atau kayu dan bentuknya menyerupai meja, dengan ketinggian yang sama atau lebih rendah dari meja. Panteu berfungsi sebagai tempat duduk bagi ahli keluarga ketika waktu senggang. Panteu juga digunakan sebagai tempat istirahat sementara sebelum naik ke rumah, khususnya ketika baru pulang dari tempat kerja. Pada masa dahulu, apabila ada anak gadis (aneuk dara) sedang duduk di panteu, maka anak laki-laki dewasa (yang bukan muhrim) tabu untuk duduk di panteu yang sama. Kadang-kadang panteu juga digunakan untuk menerima tamu yang tidak mungkin di ajak ke rumah. Panteu di bawah rumoh Aceh yang berlantai tinggi terasa lebih nyaman dibandingkan dengan panteu di bawah rumoh santeut yang berlantai lebih rendah.
Reunyeun bagi rumoh Aceh bukan hanya berfungsi sebagai alat untuk naik ke bangunan rumah, tetapi juga berfungsi sebagai titik batas yang boleh didatangi oleh tamu yang bukan anggota keluarga atau saudara dekat. khususnya apabila di rumah tidak ada anggota keluarga yang laki-laki, maka 'pantang dan tabu' bagi tamu yang bukan keluarga dekat (baca: muhrim) untuk naik ke rumah. Dengan demikian, reunyeun juga memiliki fungsi sebagai alat kawalan sosial dalam melakukan interaksi sehari-hari antara warga gampong.
Secara kolektif pula, struktur rumah tradisi yang berbentuk panggung memberikan kenyamanan tersendiri kepada penghuninya. Selain itu, struktur rumah seperti itu memberikan nilai positif terhadap sistem kawalan sosial untuk menjamin keamanan, ketertiban dan keselamatan warga gampong. Sebagai contoh, struktur rumah berbentuk panggung membuat pandangan tidak terhalang dan memudahkan sesama warga saling menjaga rumah serta ketertiban gampong.
(Sebuah Refleksi Hari Adat Sedunia)
Oleh: Sanusi M. Syarif | Pemerhati Kehidupan Gampong
Wanita-wanita Aceh dalam busana tradisional menyambut kedatangan CE Maier di Sigli, 1935
Kantor Kepala Daerah Sigli, ibukota kabupaten Pidie Aceh, 1924
Pages
Visit Banda Aceh 2011
Total Tayangan Halaman
salju
*
Blog Archive
-
▼
2011
(81)
-
▼
Juli
(30)
- Pesan Abu Beureueh dan Soekarno di Kuta Asan
- Van Swieten dan Nama Kutaraja
- Pulo Gayo di Pulo Puep
- versi sejarah
- kisah sebuah benteng
- Kain Tenun Sebagai Objek Daya Tarik Wisata di Aceh
- Riwayat Ratu Nurillah
- Makanan Khas Aceh
- SIAPAKAH PURO IJOE KAMPONG PADEE??
- bangga jadi anak aceh
- tari mesekat dari daerah saia :)
- fakta sejarah :) yang tak di hargai padahal tempat...
- Sejarah Singkat Kerajaan Linge
- tarian penyambut tamu masyarakat gayo
- gayo dan keseniaan
- siapa sebenarnya suku pertama di Aceh ?
- di perhatikan dunia juga loch
- aceh juga kaya dengan kaya sastra loch
- pernah-pernik seorang arsitektur, visit aceh yah :)
- aceh tempo dulue
- visit to Aceh, mana tau dapat harta katun wkkkk
- bandar wisata yang menggugah
- serba-serbi sejarah Aceh
- "Potret Masyarakat Pesisir" Juara Lomba Foto Wisat...
- RESEP KUAH PLIEK U
- CUMI MASAK ACEH
- macam-macam obat herbal untuk berbagai jenis penyakit
- sejarah singkat Negriku, Aceh
- jadi orang Aceh tulen
- kampus biru
-
▼
Juli
(30)
Labels
- aceh tourism (3)
- cerita (1)
- HURA-HURA (2)
- kkkerennn (1)
- obat-obatan (1)
- opini (1)
- puisi (8)
- Resep (8)
- SEJARAH (27)
- visit aceh (8)
- wisata (11)
bagaimana menurut anda?
Welcome to aceh
welcome to Aceh
Diberdayakan oleh Blogger.
aceh
Entri Populer
-
Suku Gayo adalah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Suku Gayo mendiami tiga kabupaten yai...
-
Provinsi Aceh sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia merupakan salah daerah yang kaya akan kebudayaan. Sejarah telah membuktikan ...
-
Puisi Aceh oleh Gola Gong KOTA CAHAYA Lailahailallah… Segala tumpah di kota cahaya. Cahaya mengambang tubuh tersayang. Sayangku hilang d...
-
Pendahuluan Pelestarian pusaka (warisan budaya), baik alam maupun budaya hingga saat ini belum dianggap sebagai hal yang penting. Ha...
-
HAMPARAN pasir putih membentang luas sepanjang pantai Uj.Suedeun. Riak ombak dan hembusan angin yang mengayunkan pohon kelapa, memecahkan...
-
Kerajaan Linge terbentuk tahun 416 H/1025 M dengan raja pertamanya adalah Adi Genali. Adi Genali (Kik Betul)mempunyai empat orang anak yaitu...
-
KANJI RUMBI [Bubur Ayam a la Aceh] Bahan : - 1/4 Kg beras (cuci dan rendam), - 1/2 ekor ayam cuci bersih, - 250...
-
Sebagai mana masyarakat lainnya di Indonesia, masyarakat Gayo merefleksikan cita rasa seninya melalui berbagai bentuk. Seni suara sebagai c...
-
Entah berapa juta gulden yang dikeluarkan belanda untuk menaklukkan Aceh pada masa pemerintahan mereka.Lalu saat jepang datang mereka melaku...
-
"Pucok krung" yang terletak di kawasan alur sungai pinang kecamatan jempa kabupaten aceh barat daya merupakan sebuah tempat rek...
Pengikut
Mengenai Saya
Copyright (c) 2010 miftahul syifa. Design by VacationRealty
Themes By Buy My Themes And Viajesyrelax.
0 komentar:
Posting Komentar